BOGOR di Lansir dari beritasatu.Peneliti Bumi Madya pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Agus Budianto mengungkap banyak hal terkait fenomena pergerakan tanah di Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Pergerakan tanah di Bojong Koneng disebutnya merupakan longsoran tipe rayapan.

“Karena kita geologi, kita melihat adanya pondasi dari batuan tanah yang bergerak, dan kita menemukan adalah lapisan lempung di situ. Nah, lapisan lempung itulah yang merupakan bidang yang gelincir yang ada di sana,” ujar Agus dalam keteranganya, Rabu, (28/9/2022).

Jika dilihat, daerah terjadinya pergerakan tanah mungkin dahulu terbilang aman. Namun ketika vegatasi di wilayah tersebut hilang, air hujan yang turun mudah membuat tanah jenuh.

“Air bergerak dengan mudah dan membawa lapisan tanah di bawahnya yang didasari lapisan lempung,” ungkapnya.

Untuk antisipasi jangka pendek, masyarakat perlu menghindari zona-zona yang sudah terjadi retakan. Sebab, ancamannya bukan hanya terjadi retakan yang bisa mengakibatkan bangunan roboh tetapi bisa sampai membuat amblas tanah.

“Karena ancamannya bukan hanya bangunan roboh, tetapi bisa jeblos ke dalam, dan itu membahayakan,” jelas Agus.

Menurutnya, kedalaman amblasan berbeda di tiap lokasi. Di pinggiran, kedalaman amblas sekitar 1 meter. Ada juga yang amblasnya mencapai kedalaman 1,5 meter.

“Dan itu bervariasi, kalau kita liat di jalan itu kan bervariasi, ada setengah meter tetapi retaknya masif, dan itu membahayakan. Dalamnya kawasan lembah cekungan, zona aliran air yang berarah utara selatan,” katanya.

Agus mengimbau sebaiknya warga di lokasi pergerakan tanah keluar dari wilayah terdampak karena masih berpotensi terjadi pergerakan tanah. Karena sudah terjadi pergerakan tanah, wilayah tersebut juga jadi zona mudah bergerak dalam periode waktu tertentu. “Tidak bisa diprediksi, tetapi kita tahu begitu sudah pernah terjadi dan akan berulang kembali, karena sebelumnya ada pergerakan di sebelahnya,” tandasnya.

Sebelumnya, pergerakan tanah di Bojong Koneng mengakibatkan sedikitnya 278 keluarga atau 1.020 jiwa terdampak.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor per Selasa (20/9/2022), pukul 10.00 WIB, ada sebanyak 246 unit rumah terdampak.

Sedikitnya, 9 unit rumah mengalami rusak berat dan 73 unit rumah rusak sedang. Selanjutnya, 1 unit fasilitas pendidikan dan musala juga terdampak.

Selain itu, ruas jalan Kampung Curug juga mengalami kerusakan sehingga tidak dapat dilewati semua jenis kendaraan.

SOURCE:https://www.beritasatu.com/news/982577/ini-penjelasan-ahli-soal-pergerakan-tanah-di-bojong-koneng/?view=all&utm_source=beritasatu.com&utm_medium=article&utm_campaign=Baca-Selengkapnya

Ini Penjelasan Ahli Soal Pergerakan Tanah di Bojong Koneng