Membakar sampah di halaman rumah sepertinya sudah menjadi kebiasaan sejumlah warga di Indonesia. Padahal, selain berbahaya bagi kesehatan sekitar, membakar sampah di pekarangan rumah juga melanggar aturan.

Dari segi kesehatan, banyak hal negatif yang timbul dari pembakaran sampah di halaman rumah. Mulai dari polusi udara hingga potensi memicu kebakaran, Padahal seharusnya pembakaran sampah dilakukan dengan alat khusus pembakaran sampah yang biasa disebut MSW (Municipal Solid Waste) atau incenerator. Alat khusus semacam ini memiliki kemampuan pembakaran yang sempurna, karena pembakaran dilakukan dengan suhu yang sangat tinggi dan suplai oksigen yang lancar. Sehingga racun yang ditimbulkan sedikit jumlahnya.

Yuk kita baca seberapa bahaya Dudurukan !

SAMPAH YANG DIBAKAR DI UDARA TERBUKA

Asap pembakaran sampah yang hanya berasal dari satu rumah ini menghasilkan racun udara yang jauh lebih banyak dari yang dikeluarkan oleh alat pembakar sampah (incenerator) yang melayani puluhan ribu rumah tangga.

Laporan dari U.S. Environmental Protection Agency (US-EPA) dan Departemen Kesehatan Negara Bagian New York mengatakan bahwa pembakaran sampah rumah tangga didalam pekarangan adalah salah satu sumber polusi yang paling parah di Amerika.

Dibanyak daerah di Amerika Serikat, pembakaran sampah di udara terbuka sudah dilarang.

Racun udara dioksin dengan jelas memperlihatkan efek kesehatan terhadap binatang percobaan seperti pada gangguan fungsi daya tahan tubuh, kanker, perubahan hormon, dan pertumbuhan yang abnormal.

STOP DUDURUKAN Sampah !

Dudurukan (Pembakaran) sampah menghasilkan racun karbonmonoksida (CO).

Karbon monoksida, rumus kimia CO, adalah gas yang tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa. Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon dan oksigen.

Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari senyawa karbon, sering terjadi pada mesin pembakaran dalam. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen dalam proses pembakaran. Karbon monoksida mudah terbakar dan menghasilkan lidah api berwarna biru, menghasilkan karbon dioksida.  Ia bersifat racun

Bila dihirup, gas ini akan berikatan sangat kuat dengan hemoglobin darah. Akibanya, hemoglobin yang semestinya mengangkut dan mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh akan terganggu. Tubuh akan kekurangan O2 dan menimbulkan kematian.

Pembakaran sampah plastik, terlebih lagi, sangat membahayakan.

Dimulai dari bentuk plastik yang paling dasar seperti pembungkus makanan, pembungkus kosmetik dan obat, pada mainan anak anak dan banyak lagi yang bahkan kita tidak sadari.

Plastik-plastik ini, ketika dibakar dapat membebaskan artikel karbon monoksida, dioksin dan klorin. Semua ini merupakan partikel beracun yang mempunyai potensi tinggi menyebabkan kanker.

Masalah lain, sampah basah mengakibatkan partikel-partikel yang terbakar beterbangan dan mengakibatkan reaksi yang menghasilkan hidrokarbon berbahaya. Partikel-partikel yang tak terbakar akan terlihat sebagai awan dalam asap.

Dari 1 ton sampah kira-kira dihasilkan 9 kg artikel padat yang tak terbakar berupa asap cokelat. Sebagian partikel akan terhisap masuk paru-paru, karena mekanisme penyaringan dalam hidung kita tak mampu menyaringnya.

Hidrokarbon berbahaya, senyawa penyebab iritasi seperti asam cuka, serta senyawa penyebab kanker seperti benzopirena, juga mungkin dihasilkan.

Suatu studi menyimpulkan, asap dari pembakaran sampah mengandung benzopirena 350 kali lebih besar dari asap rokok.

Telah kita kenal dengan baik, perokok pasif pun dapat berisiko kanker gara-gara asap rokok orang-orang di sekitarnya. Apalagi menghisap asap pembakaran sampah?

Lebih berbahaya lagi kalau Anda menderita asma, infeksi paru-paru, atau bronkitis kronis.

Anak-anak akan lebih menderita lagi, karena mereka menghirup jumlah udara per satuan berat badannya lebih besar dari pada orang dewasa dan juga karena perbedaan struktur paru-parunya.

Yang lebih parah, bila sampah organik bercampur dengan bahan-bahan sintetis. PVC dalam pembungkus kabel, kulit sintetis dan lantai vinil misalnya, mengandung senyawa berbahaya yang mengandung klor. Pembakaran bahan tersebut akan menghasilkan gas HCL yang korosif.

Celakanya, pembakaran dengan suhu kurang dari 1.100 derajat Celcius, pun akan menghasilkan dioksin –zat sebagai racun tumbuhan (herbisida).

Selain itu, mungkin pula dihasilkan fosgen, yang dikenal sebagai racun yang digunakan pada Perang Dunia I. Tercatat 75 racun lain yang telah dikenal dalam hasil pembakaran sampah yang mengandung klor.

Bahan sintetis yang mengandung nitrogen akan menghasilkan senyawa berbahaya lain. Nitrogen terdapat dalam bahan sintetis seperti nilon, dan busa poliuretan seperti yang terdapat dalam matras, sofa, dan karpet berbusa. Pada pembakaran di atas 600 derajat Celcius, bahan sintetis yang mengandung nitrogen ini akan menghasilkan HCN, suatu gas sangat beracun.

Sebaliknya, pembakaran sampah basah pada suhu kurang dari 600 derajat Celcius pun akan dihasilkan isosianat. Senyawa ini terkenal karena menyebabkan kecelakaan mengenaskan di Bhopal beberapa tahun silam.

Bahkan, membakar potongan kayu dapat membahayakan, karena akan menghasilkan senyawa yang mengakibatkan kanker, formaldehida.

Sementara, melamin dapat menghasilkan formaldehida bila dibakar dengan suplai oksigen banyak, atau menghasilkan HCN (bila suplai oksigen kurang).

Hasil temuan Agen Perlindungan Lingkungan Amerika menyatakan bahwa, “Asap api terbuka, terutama dari pembakaran sampah, mengandung substansi penyebab kangker 350 kali lebih besar daripada asap rokok”.

Tidak kalah mengerikan, partikel partikel racun yang telah diproduksi lalu disebarkan ke atmosphere dan kemudian dihirup secara terus-menerus oleh manusia, binatang dan juga diendapkan kedalam tanah dan tanaman-tanaman, termasuk sumber air minum, tanah persawahan dan ladang. Lalu kemudian partikel beracun ini memasuki rantai makanan.

Apa artinya hal ini di kehidupan nyata? Apakah hal ini mempengaruhi tubuh kita? apakah partikel beracun yang dilepaskan melalui pembakaran sampah dapat benar benar menyebabkan kerusakan pada paru paru, system saraf, ginjal dan liver yang mengancam kehidupan?

Racun dari pembakaran sampah dapat menyebabkan penyakit kronis seperti bronchitis, emphysema dan kanker.

Pada orang dewasa, akan memerlukan waktu yang lebih lama untuk menunjukan efek bahaya racun ini, anak anak beresiko lebih besar karena ukurang tubuh mereka lebih kecil, yang artinya mereka dapat menyerap racun dengan dosis yang lebih tinggi pada setiap nafas yang mereka hirup.

Polutan yang disebabkan dari pembakaran sampah dapat juga dihubungkan dengan penyakit jantung dan gangguan saluran pernafasan, kerusakan ginjal dan hati, bronchitis, asma, serangan jantung dan juga kerusakan otak.

Kita yang mengetahui tentang bahaya dari pembakaran sampah, harus mencari jalan terbaik untuk menginformasikan kepada publik, jangan dibiarkan informasi tentang bahaya yang mengancam kesehatan ini mengendap di kegelapan. Jika anda melihat seseorang yang membakar sampah, sampaikan informasi ini. Jangan hanya menggerutu dan berlalu.

 

MASALAH KITA BERSAMA

Kita masih banyak melihat pembakaran sampah setiap hari, dan ini kelihatannya merupakan hal yang biasa.

Apabila kita terbang dengan pesawat udara dari Jakarta kedaerah lain, ketika pesawat mau naik atau mau mendarat, kita melihat banyak sekali halaman halaman rumah penduduk membakar sampah mereka. Bisa kita bayangkan berapa banyak polusi udara yang ditimbulkan setiap harinya dari hasil pembakaran sampah ini.

Didalam jangka waktu yang pendek, kelihatannya cara cara ini lebih praktis dan lebih mengirit ketimbang harus menjalankan proses daur ulang yang panjang.

Tapi didalam jangka waktu yang panjang, cara cara seperti ini sebenarnya sangat sangat merugikan individu yang bersangkutan, masyarakat sekitar, dan negara secara keseluruhan.

Polusi yang kelihatannya sedikit ini, lama lama menjadi bukit. Polusi ini perlahan lahan akan membuat sebagian orang yang seharusnya hidup sehat menjadi sakit bahkan meninggal dunia.

BAGAIMANA MENGATASI MASALAH KITA BERSAMA INI?

Masalah lingkungan sebenarnya bukanlah masalah yang kompleks kalau kita mau memperhatikannya semenjak dini.

Untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas lingkungan kita ada beberapa jalan yang perlu kita jalankan semua secara simultan. Yaitu melalui: Jalur Pendidikan, Undang undangan, dan Teknologi.

TEKNOLOGI

Melalui teknologi masalah lingkungan yang kita hadapi bisa diselesaikan dengan lebih cepat lagi. Yaitu dengan pemasangan alat incinerator sampah.

Ada juga teknologi yang kita tidak harus impor dari luar negeri. Kita bisa buat sendiri dan tentunya akan memakan biaya lebih kecil daripada impor dari luar negeri.

Misalnya tungku masak yang masih banyak dipakai oleh rumah tangga rumah tangga bisa di desain supaya polusinya lebih kecil dan panasnya lebih efisien (tidak terbuang percuma) dan bahan bakarnya dibuat dari briket batu bara.

Disediakan tempat tempat sampah dengan kotak yang terpisah pisah untuk bahan kertas, plastik, aluminium, dan sampah makanan.

Diperbanyaknya tanda tanda serta simbol simbol diberbagai tempat keramaian agar supaya masyarakat menyayangi lingkungannya.

Dilakukan pencatatan rutin dibanyak lokasi setiap tahunnya, misalnya pencatatan kadar asap atau debu dan zat zat lainnya diudara (biasanya PM10 atau PM2.5, CO2, SO2, NOx, Timah Hitam/timbal/lead). Nanti akan terlihat setelah beberapa tahun akan ada penurunan yang berarti bahwa program pembersihan lingkungan berhasil.

Penyuluhan kepada masyarakat mengenai jangan membuang sampah sembarangan dan jangan membakar sampah sembarangan, pendidikan masalah lingkungan kepada anak anak disekolah serta usaha lainnya.

Ada pencatatan rutin dari tahun ketahun mengenai jumlah penduduk yang terserang sakit pernafasan. Apakah jumlah penduduk yang terserang sakit pernafasan berkurang setiap tahunnya atau bertambah. Dari sini kita bisa melihat apakah program penurunan polusi udara berhasil atau tidak.

SUMBER:

https://www.kaskus.co.id

https://id.wikipedia.org

STOP Dudurukan !