14 January 2020

  1. Lokasi dan Waktu Kejadian Gerakan Tanah :

Gerakan tanah terjadi di wilayah Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor pada tanggal 1 Januari 2020. Menurut keterangan penduduk setempat gerakan tanah terjadi sejak pukul 08.00 pagi hari setelah turun hujan dengan intensitas tinggi sejak pukul 01.00 dini hari (Gambar 1).
Lokasi pemeriksaan meliputi :

  • Jalur jalan Cigudeg – Sukajaya.
  • Desa Harkat Jaya yang meliputi Jalur Jalan Harkat Jaya – Urug dan Kampung Sinar Harapan.
  • Jalur Jalan Sukajaya – Pasir Madang yang meliputi wilayah Desa Sukajaya, Sipayung, Jayaraharja, Sukamulih, dan Pasir Madang.
  • Desa Pasir Madang.
  1. Kondisi Daerah Bencana :
  2. Morfologi

Morfologi di sekitar lokasi gerakan tanah umumnya perbukitan bergelombang berupa lereng agak terjal sampai sangat terjal, bahkan pada beberapa tempat hampir tegak dengan kemiringan antara 150 sampai lmendekati 900.

  1. Geologi

Secara regional kondisi geologi lokasi gerakan tanah merupakan bagian dari Peta Geologi Lembar Leuwidamar, Jawa (Sujatmiko dan Santosa, 1992) dan Peta Geologi Lembar Bogor, Jawa (Kusnama drr., PSG, 2011).  Pada Peta Geologi Lembar Leuwidamar, secara regional gerakan tanah terjadi pada batuan gunungapi Endut (Qpv) yang tersusun oleh breksi gunungapi, lava, dan tuf.  Di bawah batuan gunungapi tersebut terendapkan satuan yang tersusun oleh batulempung, betulempung pasiran, dan lignit dari Anggota Batulempung dari Formasi Bojong Manik (Tmbc). Berdasarkan Peta Geologi Lembar Bogor, secara regional lokasi gerakan tanah tersusun oleh tuf batuapung pasiran dari Gunungapi Salak (Qv) dan di bawahnya terendapkan batuan gunungapi tua yang terdiri dari breksi dan aliran lava (Qvu). Di bawah batuan gunungapi terendapkan batuan lebih tua Tuff dan Breksi (Tmtb) yang tersusun oleh tuf batuapung, breksi tufan bersusunan andesit, batupasir tuf, lempung tufan dengan kayu terkersikkan dan sisa tumbuhan dan batupasir berlapis silang. Batuan lebih tua lagi di bawah tuff dan breksi adalah batupasir, tuf batuapung, napal dengan moluska, batugamping, batulempung dengan lempung bitumen dan sisipan lignit dan sisa damar dari Formasi Bojongmanik (Tmb).

  1. Keairan

Kondisi air permukaan di sekitar lokasi gerakan tanah dipengaruhi oleh curah hujan dan banyak terdapat mata air pada lereng di bagian bawah perbukitan. Keairan pada saat kejadian gerakan tanah mengalami kenaikan yang tinggi akibat curah hujan yang turun sebesar 301,6 mm dalam satu hari. Pada saat pemeriksaan dijumpai aliran-aliran air yang cukup deras pada material longsoran yang masih tertahan pada bagian atas lereng.Di Kecamatan Sukajaya banyak mengalir sungai besar dan anak-anak sungai atau alur tahunan. Sungai dan anak-anak sungai ini bermuara di Sungai Cidurian yang mengalir dari selatan ke utara.

  1. Tata guna lahan

Gerakan tanah umumnya terjadi pada lahan berupa ladang, kebun campuran, lahan kosong di sekitar permukiman, dan lahan belukar di sekitar lereng di atas atau bawah tubuh jalan.

  1. Kerentanan gerakan tanah

Berdasarkan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Kabupaten Bogor, lokasi gerakan tanah di Kecamatan Sukajaya termasuk dalam zona kerentanan gerakan tanah Menengah – Tinggi. Artinya daerah ini mempunyai potensi menengah hingga tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali.

 

  1. Situasi dan Dampak Bencana
  2. Cigudeg 

Pada lokasi ini gerakan tanah yang dijumpai adalah longsoran bahan rombakan pada tebing bagian atas jalan dan nendatan pada badan jalan. Longsoran bahan rombakan terjadi pada lereng yang menutup badan jalan di Kebon Kalapa. Saat pemeriksaan jalur jalan telah normal kembali. Selain longsoran dijumpai juga nendatan pada badan jalan di tanjakan Panganten. Gerakan tanah juga dijumpai di sekitar perkampungan Tangseng, Kecamatan Cigudeg berupa nendatan di hutan dan perbukitan di atas permukiman.

Dampak:  Permukiman di Kampung Citangseng dan Manglid terancam

  1. Desa Harkat Jaya

Di desa Harkat Jaya gerakan tanah yang terjadi adalah longsoran pada tebing yang menutup jalan antara Pasir Kupa dan Urug. Gerakan tanah juga terjadi pada lereng dan melanda permukiman di Kampung Sinar Harapan.

Gerakan tanah di Kampung Sinar Harapan mengakibatkan :

  • 7 orang meninggal dunia
  • 18 rumah terlanda material longsoran.

Pada jalur jalan antara Pasir Kupa di Desa Harkat Jaya menuju Urug, sepanjang 2 Km dijumpai sebanyak 35 titik longsoran pada lereng dan menutup akses jalan. Pada saat pemeriksaan jalan baru bisa dilalui kendaraan roda dua dan kendaraan dengan penggerak empat roda.

  1. Jalur Jalan Sukajaya-Pasir Madang

Pada jalur ini terjadi longsoran-longsoran pada tebing yang menutup akses jalan. Gerakan tanah berupa longsoran bahan rombakan terjadi pada jalur jalan di Ciputih Desa Jayaraharja.

Dampak gerakan tanah :

  • Satu rumah hancur
  • Dua rumah di atas lereng terancam
  • Jika longsoran berkembang dapat mengancam rumah-rumah lainnya yang terletak di bawah jalan.
  1. Desa Sukamulih

Di wilayah ini gerakan tanah terjadi pada lereng di atas badan jalan sehingga akses jalan tertutup. Gerakan tanah berupa longsoran aliran bahan rombakan ini juga terjadi pada lereng di belakang permukiman relokasi.

Dampak gerakan tanah :

  • Akses jalan yang menghubungkan Sukajaya – Pasir Madang tertutup
  • Lima rumah di bagian belakang perumahan terancam
  1. Desa Pasir Madang

Wilayah Desa Pasir Madang merupakan wilayah dengan kejadian longsor paling banyak. Titik-titik longsor dijumpai pada perbukitan yang berada di wilayah ini dan di sekitar permukiman serta pada badan jalan sehingga menutup akses jalan yang menghubungkan Sukajaya dan Cileuksa.

Gerakan tanah di wilayah ini mengakibatkan :

  • Akses jalan menuju Cileuksa tertutup
  • Beberapa ruas jalan tergerus, sehingga jika longsoran terus berkembang dikhawatirkan akan memutus tubuh jalan tersebut
  • Rumah-rumah yang terletak di sekitaran lereng yang mengalami longsoran terancam karena letaknya yang semakin dekat dengan bibir lereng.
  • Dampak umum dari gerakan tanah ini adalah terputusnya akses jalan ke beberapa desa dan kampung di wilayah Kecamatan Sukajaya sehingga ribuan penduduk terisolir.

 

  1. Faktor Penyebab Terjadinya Gerakan Tanah

Secara umum longsor di Kabupaten Bogor terjadi karena interaksi kondisi geologi dan dipicu oleh curah hujan yang tinggi.  Antara lain :

  1. Tanah pelapukan yang bersifat sarang dan mudah meloloskan air. Longsoran terjadi pada Batuan Gunungapi Endut (Qpv), tuf dan breksi terdiri dari tuf batuapung, breksi tufan, batupasir tuf, lempung tufan dan batupasir berlapis silang(Tmtb), batuan gunungapi yang tak terpisahkan terdiri dari breksi dan aliran lava (Qvu), Tuf batuapung pasiran (Qvst).
  2. Bidang lemah berupa kontak antara tanah pelapukan batuan yang lebih segar sebagai bidang gelincir.
  3. Kelerengan yang curam bahkan beberapa tempat hampir tegak.
  4. Di beberapa tempat terlihat kontak endapan gunungapi dengan batulempung (formasi Bojongmanik) dengan bidang perlapisan yang searah dengan kemiringan ke arah sungai. Longsor di Harkat Jaya, Sipayung, Jayaraharja, Sukamulih, Pasirmadang masuk ke dalam DAS Sungai Cidurian sehingga dampaknya banjir membawa material longsor dan batu di sepanjang Sungai Cidurian dan melanda pemukiman di kanan kiri Sungai Cidurian.
  5. Curah hujan 301.6 mm dalam satu hari sebagai pemicu.
  6. Mekanisme Terjadinya Gerakan Tanah 

Gerakan tanah dikontrol oleh interaksi kondisi geologi dengan sifat tanah pelapukan yang porous dan mudah luruh jika terkena air, kemiringan lereng yang terjal sampai sangat terjal dan beberapa tempat hampir tegak. Curah hujan tinggi yang mencapai 301,6 mm mengakibatkan peresapan air yang cepat ke dalam tanah sehingga terjadi perubahan tekanan air pori dan berkurangnya kestabilan lereng. Peresapan air ini membentuk bidang lemah pada kontak dengan batuan di bawahnya yang lebih segar atau batuan dasar yang kedap air.Kondisi di atas ditambah dengan kemiringan yang terjal sampai sangat terjal, mengakibatkan tanah mudah untuk bergerak ke luar lereng dengan bidang gelincir pada kontak dengan batuan dasar yang kedap air yang telah jenuh air. Di kampung Sinar Harapan, material longsoran yang bergerak ke luar lereng melanda permukiman yang berada pada lembah di bawahnya. Longsoran-longsoran pada lereng yang telah bercampur dengan aliran air permukaan kemudian mengalir melalui alur-alur atau anak sungai yang bermuara di sungai Cidurian. Banyaknya aliran material longsoran yang bercampur dengan air yang bermuara di Sungai Cidurian mengakibatkan sungai ini meluap dengan membawa material longsoran dan hasil erosi sepanjang alirannya. Aliran bahan rombakan  ini merusak rumah dan bangunan lainnya di sepanjang aliran sungai.

  1. Rekomendasi Teknis

Mengingat curah hujan yang masih tinggi dan masih terdapatnya potensi longsoran susulan direkomendasikan ;

  1. Penduduk yang bermukim dibawah longsoran, pemukiman yang rusak terlanda banjir dan longsor sebaiknya mengungsi ke tempat yang aman dari ancaman longsor
  2. Segera dilakukan normalisasi jalan dan pembersihan material longsoran. Aktivitas agar dilakukan dengan senantiasa memperhatikan keadaan cuaca dan keselamatan, jika turun hujan agar segera dihentikan
  3. Pada saat hujan potensi longsoran susulan masih tinggi sehingga antrian kendaraan dibawah material dan sktivitas pembukaan jalan agar dihindari
  4. Hindari aktivitas pada alur sungai dan alur sungai musiman
  5. Meningkatkan kewaspadaan terutama pada saat dan setelah turun hujan
  6. Memantau perkembangan retakan di sekitar permukiman dan retakan segera ditutup agar longsoran tidak berkembang dan air tidak masuk kedalam retakan
  7. Agar mengikuti arahan yang disampaikan dari Penanggung Jawab (IC) pada saat tanggap darurat
  8. Untuk menghindari jatuhnya korban jiwa direkomendasikan untuk merelokasi rumah-rumah yang terancam akibat letaknya yang sudah terlalu dekat dengan lereng
  9. Tidak mengembangkan permukiman mendekat ke arah lereng terjal pada jalur air
  10. Melakukan pelandaian atau perkuatan lereng  yang dilengkapi buffer area antara lereng dengan badan jalan
  11. Melestarikan tanaman atau pohon-pohon yang  berakar kuat dan dalam pada lereng guna menjaga kestabilan lereng dan mencegah erosi permukaan
  12. Berkoordinasi dengan BMKG setempat terkait prediksi curah hujan harian hingga mingguan untuk kewaspadaan dan moitoring
  13. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal dan memahami gerakan tanah dan gejala-gejala yang mengawalinya sebagai upaya mitigasi bencana gerakan tanah.

 

 

http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/gerakan-tanah/kejadian-gerakan-tanah

Laporan Pemeriksaan Gerakan Tanah Di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat