PEKALONGAN - Bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-74, Badan Nasional Penanggulangan Bencana bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pekalongan menyelenggarakan Sosialisasi Budaya Sadar Bencana melalui Pagelaran Wayang Kulit "Semar Tambak" di Desa Jeruksari, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah (17/8). Sosialisasi ini dilakukan sebagai edukasi tentang kebencanaan sehingga masyarakat Desa Jeruksari dapat mengenali ancaman bencana yang ada disekitar wilayah tempat tinggal serta mampu mengurangi risiko ancaman dengan mengantisipasi langkah-langkah dalam penanggulangan bencana. Kegiatan dibuka dengan penampilan Tari Gambyong yang dilanjutkan dengan sambutan dari Kalak BPBD Kab. Pekalongan, Budi Raharjo yang sangat senang Pekalongan dipilih menjadi salah satu Kabupaten dalam kegiatan Sosialisasi Budaya Sadar Bencana. "Dari sekian banyak kabupaten dan kota yang ada di Indonesia, merupakan suatu kebanggaan bagi kami sebagai warga Pekalongan untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi budaya sadar bencana," ujar Budi. "Untuk dapat diketahui juga, langkah antisipasi pemerintah pusat dan daerah dalam menanggulangi potensi bencana yang ada di kabupaten Pekalongan seperti banjir dan tanah longsor, adalah membangun tanggul mulai dari kota Pekalongan hingga kecamatan agar dapat mencegah terjadinya banjir," lanjut Budi. Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo juga mengungkapkan harapan kepada masyarakat melalui pagelaran wayang kulit "Semar Tambak" yang berlangsung tepat di Hari Kemerdekaan Indonesia ke-74. "Pagelaran Wayang yang dipilih sebagai program tahunan BNPB diharapkan mampu mengenalkan budaya sadar bencana kepada masyarakat sekaligus melestarikan budaya wayang kulit," ujar Agus. Selain sebagai bentuk pelestarian budaya, Agus juga berharap agar masyarakat dapat menyadari ancaman bencana yang ada seperti banjir rob dan mampu mengantisipasi dengan pembangunan tanggul, penanaman pohon, serta penyesuaian permukiman masyarakat sebagai upaya pengurangan risiko terjadinya korban jika bencana terjadi. Pagelaran Wayang menjadi kegiatan yang paling ditunggu-tunggu masyarakat Desa Jeruksari. Hal ini diungkapkan Kuswanto, Kepala Desa Jeruksari saat melihat antusias masyarakat yang sangat besar dalam menyambut pagelaran wayang kulit "Semar Tambak". "Warga Desa Jeruksari sangat senang dan begitu bersemangat untuk menonton pagelaran wayang kulit Semar Tambak. Setiap tahun warga mengharuskan adanya pagelaran wayang. Jika sebelumnya Wayang Golek, tahun ini menjadi tahun pertama ada Pagelaran Wayang Kulit di Desa Jeruksari," ungkap Kuswanto. Tahun 2009, bencana banjir rob terjadi di Desa Jeruksari yang ditinggali oleh 8.000 jiwa dengan 1.431 rumah yang terendam, menjadi ancaman bencana yang harus diwaspadai masyarakat Desa Jeruksari. "Sejak puncak banjir rob di akhir tahun 2017, mata pencaharian masyarakat yang sebelumnya bertani telah beralih pada sektor rawa-rawa. Bantuan dari pemerintah pusat dan daerah juga terus diberikan untuk beberapa desa yang terdampak banjir rob, mulai dari dukungan bahan pembangunan infrastruktur, makanan, hingga pemberian benih ikan dari Dinas Kelautan untuk penghidupan masyarakat yang mata pencahariannya berubah," lanjutnya. Kuswanto berharap melalui Pagelaran Wayang Kulit "Semar Tambak" dapat memberikan hiburan kepada masyarakat Desa Jeruksari sekaligus meningkatkan kecintaan terhadap budaya Indonesia, mengetahui dari mana penyebab ancaman bencana yang timbul seperti dari pola hidup yang tidak bersih dan saluran yang mampet serta mampu menciptakan pola hidup yang bersih dan sehat. Selain itu, diharapkan warga Desa Jeruksari dapat mengetahui gejala alam serta lebih waspada terhadap bencana yang mengancam. Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian santunan kepada 15 anak yatim yang ada di Desa Jeruksari serta pemberian wayang kepada Dalang Ki Wiwit Sri Kuncoro oleh Plt Kapusdatinmas Agus Wibowo yang didampingi oleh Kalak BPBD Kab. Pekalongan Budi Raharjo. Pagelaran Wayang Kulit "Semar Tambak" turut dimeriahkan oleh Sinden Agnez Serfozo dari Hongaria yang mengiringi jalan cerita wayang dengan suara yang merdu. Humas BNPB