LEMBANG - Sejak pertama kalinya Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) dicanangkan, tahun ini baru kali pertama HKB dipusatkan di suatu kota. Lembang, Jawa Barat menjadi pilihannya karena paling tinggi risiko bencananya, dan jadi pusat pelaksanaan rangkaian kegiatan HKB pada 26 April 2019, yang akan menggerakkan 53 juta partisipan se-Indonesia (24/4). Tercatat di https://siaga.bnpb.go.id/hkb/ sejumlah 53.086.119 partisipan yang akan berpartisipasi dalam HKB 2019. Rinciannya adalah 44.281.782 dari lembaga pemerintah, 5.476.549 dari sekolah/kampus, dan 2.583.926 orang keluarga. Sejak digelarnya pertama kali tahun 2017 selalu melebihi target, yakni 2017 sejumlah 10 juta lebih, 2018 sejumlah 25 juta dan target 2019 sejumlah 50 juta. Gerakan yang luar biasa, 1.000 relawan akan bergabung untuk deklarasi relawan bela alam di Sesko AU. "Para relawan akan berjalan kaki dari Saung Rangon sejauh 3 Km menuju Sesko TNI AU" kata Wisnu Widjaja, Deputi bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB. Lembang Bandung yang menjadi pilihannya karena menyimpan potensi bencana Sesar Lembang. BPBD, OPD Kabupaten/Kota dan Provinsi diharapkan dapat tampil maksimal mengukur kemampuan dan kekuatan daerah dalam penanggulangan bencana. Puncak HKB pada Jumat 26 April 2019 di Sesko TNI AU diantaranya akan diadakan deklarasi relawan bela alam, gladi lapang, MoU, video conference, launching buku katalog potensi bencana, penyerahan hadiah lomba literasi kebencanaan, penanaman pohon, dan pemberian bibit pohon kepada relawan untuk ditanam di sepanjang 29 Km patahan Sesar Lembang. Kegiatan akan diakhiri dengan field trip penelusuran patahan Lembang, yang berakhir di Tebing Karaton. Wartawan dan peserta akan dijelaskan oleh pakar bagaimana terjadinya patahan Sesar Lembang dan apa yang terjadi jika ada gempabumi. Sesar Lembang merupakan patahan sepanjang 29 Km yang terletak di Utara Kota Bandung. Patahan Lembang ini, adalah patahan aktif yang bergerak 3-5,5 mm pertahun. Hal ini dapat terlihat, di bagian Utara terlihat menurun dan bagian Selatan terangkat. Daerah yang dilewati oleh Sesar Lembang adalah Cihideung, Bosscha, dan Gunung Batu. Proses tektonik ini mengakibatkan terbentuknya suatu gawir atau dinding terjal yang merupakan bidang gelincir dari Sesar Lembang. Gawir tersebut dapat dilihat dengan jelas dari Lembang ke arah timur. Sementara itu, beberapa daerah yang terangkat akibat aktivitas Sesar Lembang ini adalah Gunung Palasari, Gunung Lembang, Observatorium Bosscha di bagian timur, Jambudipa di bagian barat, Batu Nyusun, Gunung Batu, Cihideung dan Bukit The Peak. Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB