SEMARANG - Deputi Bidang Logistik dan Peralatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Rudi Phadmanto membuka secara resmi kegiatan Pemantapan Manajemen Gudang Logistik Regional Provinsi Jawa Tengah tahun 2017 di Novotel Semarang (28/2). Dalam sambutannya, Rudi mengatakan situasi dalam kegiatan penanggulangan bencana masih jauh dari ideal, di sisi lain objektif utama dari masa tanggap darurat adalah bagaimana dapat meringankan beban orang-orang yang terdampak bencana tersebut dengan cepat dan tepat.
Rudi menambahkan masalah administrasi menjadi penting, pengelolaan dan penyimpanan yang tidak sesuai dengan aturan dapat membahayakan keberlangsungan proses selanjutnya. Sebagai contoh, pemutakhiran data logistik yang dikelola Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk memaksimalkan pengelolaan logistik terkait dengan barang yang mendekati masa kadaluarsa. Barang pada kondisi tersebut dapat segera dilakukan pemanfaatan logistik melalui pelatihan dapur umum atau usulan untuk pemanfaatan lain. Di samping itu, penataan barang logistik dan peralatan erat hubungannya dengan kegiatan administrasi tekesan mudah namun sangat menjemukan dan menuntut ketelitian. Segala barang logistik dan peralatan untuk penanggulangan bencana diharapkan tetap dijaga sesuai pemanfaatannya, yaitu bantuan kemanusiaan.
"BNPB mengharapkan logistik dan peralatan yang telah dialokasikan kepada BPBD provinsi dan kabupaten/kota dapat digunakan secara maksimal untuk melayani masyarakat yang terdampak bencana, kubur dalam niat pemanfaatan yang selain untuk meringankan korban yang terdampak bencana," kata Rudi di hadapan para peserta pertemuan. "Mari kita menjadi pelayan masyarakat yang profesional dan berintegritas" tambahnya.
Senada dengan Rudi, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Tengah Sarwa Pramana menyampaikan bahwa arti penting manajemen pergudangan untuk memantau masa kadaluarsa dari barang logistik sehingga bisa menghindari proses penghapusan. "Akuntabilitas dari suatu administrasi pergudangan menjadi mutlak diperlukan," papar Sarwana.
Sarwa menghimbau bahwa penanganan logistik gudang diharapkan tertata rapi, berada dalam tempat yang terlindung dari perubahan cuaca, sehingga pemanfaatannya dapat maksimal pada waktunya dibutuhkan. Perlu pembentukan tim cepat yang ahli dalam kluster masing - masing agar bisa mengatasi penanganan pergudangan dengan cepat dan tepat.
Kegiatan Pemantapan Manajemen Gudang Logistik Regional Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 ini diawali dengan penyampaian paparan terkait Pengelolaan Gudang logistik dalam Status Keadaan Darurat oleh Sri Widiastuti selaku Kepala Bidang Inventarisasi Kebutuhan dan Pengadaan Logistik BNPB. Disampaikan bahwa Direktorat Logistik saat ini sedang membenahi beberapa peraturan - peraturan yang telah ada agar bisa lebih memfasilitasi kegiatan logistik dalam status keadaan darurat dengan cepat dan tepat. Perlunya masukan dan saran dari BPBD provinsi, kabupaten/kota untuk pembenahan peraturan yang ada tersebut, karena pada saat situasi darurat, rekan - rekan BPBD yang akan menerapkan peraturan - peraturan tersebut secara nyata.
Sementara itu, paparan selanjutnya disampaikan oleh Sudarsono Agus Sarwono selaku Kepala Seksi Logistik BPBD Provinsi Jawa Tengah, dengan tema Kerjasama Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Wilayah Perbatasan khususnya dalam bantuan logistik antar Kabupaten/Kota se-Provinsi Jawa tengah. "Bencana yang tidak mengenal batas administrasi dan terdapatnya keterbatasan sumber daya di masing - masing wilayah, sehingga perlu di dorong adanya suatu kerjasama antar daerah Kab/Kota dan lintas sektoral dalam penanggulangan bencana, khususnya dalam pengelolaan gudang logistik dalam status keadaan darurat."
Sudarsono menambahkan bahwa kerjasama yang dimaksud meliputi komitmen kesepakatan bersama dengan daerah tetangga (satu atau lebih Kab/Kota dan Provinsi), dengan tujuan mengurangi risiko bersama, mempercepat respon dan mobilisasi sumber daya, membangun kapasitas penanggulangan bencana bersama, sehingga potensi konflik bisa ditekan dan menumbuhkan toleransi antar Kab/Kota dan Provinsi yang terlibat.
Kegiatan Pemantapan Manajemen Gudang Logistik Regional Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 ini dilaksanakan atas DIPA BNPB tahun anggaran 2017. Sebanyak 36 orang peserta dalam kegiatan ini yang berasal dari BPBD Kab/Kota se-Provinsi Jawa Tengah dan 3 orang berasal dari BNPB yakni Biro Perencanaan, Pusdatinmas dan Pusdiklat. "Melalui kegiatan ini, para peserta diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dalam sistem manajemen gudang, lebih familiar dengan formulir - formulir yang terdapat dalam Perka logistik BNPB yang terkait dalam kondisi darurat, mampu melaksanakan distribusi logistik yang lebih cepat dan tepat, serta memahami administrasi pergudangan yang lebih akuntabel " ucap Sri Widiastuti selaku penyelenggara kegiatan ini.
Pada kegiatan yang berlangsung dari tanggal 28 Februari sampai dengan 2 Maret 2017 ini, para peserta akan berperan serta aktif dalam evaluasi penerapan Perka Logistik BNPB di daerah, pemahaman simulasi gudang dan pengenalan aplikasi penilaian gudang BPBD. Para peserta juga mendapatkan materi forklift, sebagai salah satu alat pendukung dalam manajemen gudang. Adapun pelaksanaan praktek langsung dari materi forklift ini pelaksanaanya di gudang Kantor BPBD Provinsi Jawa Tengah.