Gerakan tanah terjadi di objek wisata Curug Leuwi Hejo di Kampung Cimuncang, Desa Cibadak, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Bencana tersebut terjadi pada hari Minggu, 31 Januari 2016 pukul 15.30 WIB.

Jenis gerakan tanah diperkirakan berupa longsoran batu (rock slide) yang terjadi pada bukit berketinggian sekitar 20 meter di sekitar lokasi wisata Curug Leuwi Hejo. Material longsoran berupa batu seberat 70 kilogram menimpa warung yang berada di kaki bukit tersebut.

  • 3 (tiga) orang luka-luka

  • 1 (satu) bangunan rusak

  • Secara umum lokasi bencana merupakan lembah dari anak sungai Ci Leungsi yang dikelilingi tebing dengan kemiringan terjal hingga sangat terjal ke arah barat. Elevasi lokasi bencana sekitar 450 meter di atas permukaan laut.

  • Berdasarkan Peta Geologi Lembar Bogor, Jawa (Effendi dkk., P3G, 1998), daerah bencana tersusun oleh Breksi dan Lava Gunung Kencana dan Gunung Limo (Qvk). Satuan ini terdiri dari bongkahan andesit dan breksi andesit serta lava basal. Karakteristik batuan ini keras, kompak, tidak mudah tererosi namun struktur rekahan seperti kekar sering muncul, jika melapuk akan menyisakan bongkahan-bongkahan batu yang tertanam dalam tanah.

  • Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah pada Bulan Januari 2016 di Provinsi Jawa Barat (Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), Kecamatan Sukamakmur termasuk dalam Zona Potensi Gerakan Tanah Menengah-Tinggi. Artinya daerah yang mempunyai potensi menengah-tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan. Gerakan tanah lama dapat aktif kembali.

  • Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi sebelum kejadian gerakan tanah.

  • Kondisi tebing yang terjal dan tanpa penahan.

  • Pengikisan air permukaan pada tanah pelapukan yang mengandung bongkahan batuan.

  • Wisatawan dan masyarakat yang berada di sekitar lokasi gerakan tanah agar lebih waspada terutama pada saat dan setelah turun hujan dengan intensitas tinggi karena  masih berpotensi terjadi gerakan tanah susulan.

  • Masyarakat dan pemerintah daerah terus melakukan pemantauan gerakan tanah.

  • Agar menjauhi aktifitas di dekat tebing terjal terutama yang terdapat bongkahan batu di atasnya.

  • Bangunan lain yang berada di sekitar gerakan tanah agar dipindahkan ke lokasi yang lebih aman.

  • Tidak memotong vegetasi di sekitar lereng yang mampu menahan jatuhan batu.

  • Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal dan memahami gerakan tanah dan gejala-gejala yang mengawalinya sebagai upaya mitigasi bencana gerakan tanah.

  • Masyarakat setempat dihimbau untuk selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat. Pemeriksaan guna mengetahui penyebab terjadinya gerakan tanah.