Aksi Gerakan PRB dan Simulasi Kesiapsiagaan Sekolah Madrasah Aman Bencana
07-06-2018
27
SUKABUMI - Sebagai salah satu upaya meningkatkan kesadaran, kewaspadaan dan kesiapsiagaan sejak dini serta memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana, Direktorat PRB-BNPB bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta BPBD Kabupaten Sukabumi menyelenggarakan "Aksi Gerakan PRB dan Simulasi Kesiapsiagaan Sekolah Madrasah Aman dari Bencana“ di MI Miftahul Falah, Pelabuhan Ratu - Kab.Sukabumi. Kegiatan ini dilaksanakan selama 4 hari pada tgl 25 - 28 April 2018.
Secara garis besar, rangkaian agenda kegiatan ini terdiri dari Sosialisasi dan Pelatihan selama 3 hari pada tanggal 25 – 27 April dengan melibatkan 60 peserta tenaga pendidik, perwakilan orangtua dan siswa/i dari MI Miftahul Falah dan SD Sriwijaya. Adapun kegiatan yang dilakukan yakni: menyusun kajian risiko bencana, menyusun rencana aksi sekolah, penilaian mandiri, menyusun protap kedaruratan sekolah, membuat peta jalur evakuasi sekolah, memasang rambu evakuasi, titik kumpul dan media publikasi PRB sekolah.
Salah satu agenda tambahan yakni penilaian kondisi bangunan merupakan wujud dukungan dan komitmen dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman – KemenPUPERA terhadap koordinasi antar lintas sector dalam Penanggulangan Bencana. Mereka mengirimkan tenaga ahli nya untuk melakukan pemeriksaan struktur dan non-struktur bangunan MI Miftahul Falah serta memberikan rekomendasi tindak lanjut yang harus dilakukan agar proses KBM disekolah tersebut dapat berjalan lebih aman dengan ancaman bencana yang mungkin akan datang.
Puncak kegiatan diselenggarakan pada hari Sabtu, 28 April 2018 di MI Miftahul Falah dan Pantai Citepus dengan pelaksanaan simulasi gempa berpotensi tsunami dan aksi penanaman bibit ketapang yang melibatkan 500 siswa dari dua sekolah tersebut. Didalam sambutannya, Direktur Pengurangan Risiko Bencana (PRB) – BNPB, Raditya Jati mengatakan bahwa “simulasi bencana perlu dilakukan rutin untuk membangun kesadaran dan kesiapsiagaan guru-guru dan siswa/I untuk siap menghadapi ancaman bencana gempa bumi dan tsunami”. Lanjut beliau menyatakan, “anak-anak pun harus juga diajarkan sejak dini bagaimana menjaga dan mencintai lingkungan sekitarnya dengan aksi penanaman 500 bibit ketapang ini”. Sehingga kedua kegiatan ini dapat menjadi kolaborasi apik dalam upaya pengurangan risiko bencana didaerah.
Bukan tanpa alasan kegiatan ini dilaksanakan di Kabupaten Sukabumi dimana potensi ancaman gempa dan tsunami berisiko tinggi seperti kejadian gempa cukup besar yang baru-baru ini terjadi pada tanggal 16 Desember 2017 dengan kekuatan 7,3 skala richter yang mengakibatkan kerusakan pada bangunan-bangunan termasuk berdampak pada MI Miftahul Falah ini. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Asisten Sekretaris Daerah III Kabupaten Sukabumi atau U’ang Burhanudin dalam sambutannya, “Kabupaten Sukabumi memiliki berbagai jenis ancaman bencana, salah satunya gempa bumi dan tsunami yang berdampak cukup signifikan merusak bangunan-bangunan termasuk sekolah-sekolah yang berada dipesisir”.
Kegiatan ini dihadiri dari berbagai perwakilan OPD se-kabupaten Sukabumi, NGO, serta BPBD dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, juga perwakilan dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus – Kemendikbud. Pelaksanaan kegiatan pun dapat berjalan dengan lancar dan yang terpenting lahirnya komitmen dari sekolah untuk melanjutkan sosialisasi serta simulasi secara berkesinambungan dengan mandiri serta terbentuknya 60 agen sosialisasi yang berdedikasi untuk menyebarkan wawasan serta kesiapsiagaan untuk #SiapUntukSelamat dari bencana, serta menjadi #BudayaSadarBencana di masyarakat