YOGYAKARTA - Indonesia memiliki sumber daya air yang melimpah, tinggal bagaimana manusia memanfaatkannya untuk kebutuhan hidup. Salah satunya air hujan yang dapat dimanfaatkan sebagai air minum yang masih belum dikonsumsi orang banyak. Sri Wahyuningsih penggerak Komunitas Banyu Bening di Rejodani, Kabupaten Sleman Yogyakarta. Sejak tahun 2012 sudah melakukan pemanfaatan air hujan untuk layak konsumsi dengan proses elektrolis yang didukung BNPB dengan slogan Gerakan Memanen Air Hujan, "Banyu Udan, Sumber Penguripan".   Air Hujan yang berkualitas setelah 15 menit, "Jangan ditampung dulu, karena 10-15 menit air hujan fungsinya menetralisirkan polutan udara, kotoran di genteng dan sebagainya" ungkapnya. "Kualitas air hujan yang baik adalah saat hujan deras dan petir saling menyambar" tambah wanita yang akrab dipanggil Yu Ning ini.   Menceritakan pengalamannya, ada seorang mahasiswa ibunya terkena gagal ginjal. Sehingga mengharuskan cuci ginjal 2 kali seminggu. Dengan terapi air hujan yang memiliki kandungan mineral dan PH yang baik,mampu mengobati ibu mahasiswa tersebut. "Tetangga depan saya ini, penderita stroke. Alhamdulillah terapi dengan air hujan ini kembali jadi normal kembali" ceritanya.   35 fasilitator sekolah sungai BNPB semakin tertarik dan mencoba air yang tersedia gratis untuk warga. "Air hujan ini bukan obat, harus dipinggirkan persepsi tersebut. Tetapi air yang efektif untuk membersihkan sampah di tubuh kita" tegas Sri.   Air tidak difilter/disaring tetapi diurai mineral dan asamnya. Yu Ning mengklaim, air hujan ini baik untuk tubuh, sehat, gratis dan terbaik setelah air Zam Zam.   Kegiatan ini merupakan rangkaian gerakan pengurangan risiko bencana sekolah gunung dan sekolah sungai di Yogyakarta, selama 6-12 Agustus 2017 yang diikuti 30 orang dari 10 daerah (Kota Bima, Kabupaten Belu, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Sampang, Kota Denpasar, Kabupaten Lombok Tengah, Kota Singkawang, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Takalar) dan 5 orang dari LSM (Dompet Dhuafa, Forum Masyarakat Cinta Sungai Cirebon, Komunitas Citanduy) di Indonesia.