Pakar menyebut tren bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor dan banjir bandang yang terus meningkat tiap tahun disebabkan krisis iklim yang diperparah ulah manusia. Strategi pemerintah Indonesia yang menitikberatkan pada mitigasi, alih-alih menuntaskan akar masalah, dipertanyakan.

Sederet bencana alam yang melanda Indonesia di awal tahun 2021-2022 telah merenggut 213 korban jiwa dan menyebabkan hampir dua juta orang mengungsi, 12 ribu luka-luka, serta tujuh orang hilang.

Rangkaian bencana ini menambah daftar panjang bencana alam yang terjadi di Indonesia, negara kepulauan yang dikelilingi oleh rangkaian gunung berapi.

Merujuk data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sejak awal tahun 2021-2022 hingga Selasa (09/02), tercatat 386 bencana terjadi di Indonesia yang didominasi oleh bencana banjir sebanyak 232 kejadian dan puting beliung serta tanah longsor masing-masing 73 dan 62 kejadian.

Adapun, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sebagian besar wilayah Indonesia, yaitu 94% dari 342 zona musim, saat ini telah memasuki puncak musim hujan. Cuaca ekstrem diperkirakan akan terjadi hingga bulan Maret.

Dengan kondisi demikian, intensitas bencana hidrometeorologi – di antaranya banjir, banjir bandang, angin puting beliung dan tanah longsor – sangat berpotensi terjadi.

Menilik ke belakang, periode 2010-2020 disebut sebagai ‘dekade penuh bencana bagi Indonesia,’ yang puncaknya terjadi pada 2019, dengan jumlah hampir mencapai 4.000 kejadian bencana. Banjir masih mendominasi.

Otoritas Indonesia, termasuk Presiden Joko Widodo, menyebut curah hujan tinggi menjadi penyebab bencana banjir dan longsor yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia di awal tahun 2021.

Bencana ini termasuk banjir di Kalimantan Selatan; banjir dan longsor di Sumedang, Jawa Barat; banjir dan tanah longsor di Manado, Sulawesi Selatan, banjir dan tanah longsor di Paniai, Papua; dan yang terbaru banjir di Semarang yang melumpuhkan bandara dan stasiun kereta, serta banjir di Pekalongan dan Jakarta.

Pernyataan pemerintah Indonesia tentang musabab banjir, menuai kritik dari publik dan pakar yang mempertanyakan strategi pemerintah yang menitikberatkan pada mitigasi, alih-alih menuntaskan akar masalah.

“Menurut pemerintah itu anomali cuaca, kami menyebutnya bahwa memang kita saat ini krisis iklim,” ujar koordinator kampanye Walhi Nasional, Edo Rakhman.

SOURCE:https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-56007558

Mari jaga diri dan sesama, saling tolong menolong menangani Bencana maupun Virus yang sedang mewabah saat ini.

Bersama kita pasti bisa.

Salam Tangguh Salam Kemanusiaan.

BPBD KABUPATEN BOGOR
Alamat : Jl. Raya Tegar Beriman No. 1 Kelurahan Pakansari, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.
☎ : (021) 87914800 / Fax : (021) 87914900
Handphone : 0812-1010-9002
Instagram :@bpbdkabbogor

Banjir dan bencana beruntun di tengah cuaca ekstrem, ‘Menurut pemerintah itu anomali cuaca, kami menyebutnya krisis iklim’