CISARUA-RADAR BOGOR, Beberapa hari terakhir wilayah Kabupaten Bogor mengalami suhu udara terendah hingga 16 derajat celcius, terutama pada pagi hari.Fenomena ini terjadi untuk pertama kalinya dalam kurun waktu 7 bulan terakhir.

Menurut Kepala BMKG Citeko, Asep Firman Ilahi, fenomena udara dingin pada musim kemarau ini disebabkan oleh neraca radiasi yang tidak berimbang di atmosfer. Padahal saat ini tengah memasuki musim kemarau.Menurutnya, dalam siklus normal, radiasi panas dari matahari pada siang hari akan melewati awan dan aerosol optik sebelum sampai di permukaan bumi.“Pada malam hari, radiasi yang tersimpan di permukaan akan dipantulkan kembali ke angkasa,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin

Sederhananya, Firman meneruskan, pada musim hujan, awan pada malam hari menahan radiasi balik ke angkasa, menyebabkan udara dekat permukaan relatif hangat.Sebaliknya pada musim kemarau, ketiadaan awan menyebabkan hampir semua radiasi balik tersebut keluar ke angkasa. Sehingga udara dekat permukaan akan terasa sangat dingin dari biasanya.

Selain itu, pada musim hujan biasanya angin bertiup dari Baratan, dimana daerah Jabodetabek dengan tingkat polutan tinggi menyebabkan panas pada malam hari tertahan di atmosfer dan dikembalikan ke Bumi.Pada musim kemarau biasanya angin bertiup dari Timuran dengan kecepatan tinggi, dimana polusi udara dari arah Timur relatif lebih bersih. Akibatnya panas dari permukaan akan leluasa kembali ke angkasa.

“Kondisi ini akan berulang pada hari-hari di musim kemarau. Apabila cuaca cerah pada malam hari dan angin relatif kencang pertanda pagi hari akan terasa lebih dingin dari biasanya,” paparnya.Fenomena ini, Firman menambahkan, tidak hanya terjadi di wilayah Bogor. Dalam sepekan terakhir bahkan masyarakat di pegunungan Dieng menyaksikan embun beku (frost) pada tanaman perdu dengan keadaan suhu dekat permukaan mencapai 0°C.

Secara global, saat ini di selatan Khatulistiwa angin bertiup dari Timur dengan kecepatan 5-35 Km/jam. Hujan juga dirasakan belum turun dalam sepekan terakhir di Bogor dan sekitarnya, aroma kemarau dirasakan di wilayah ini.

 Untuk itu, pihaknya mengimbauan kepada masyarakat agar lebih banyak mengkonsumsi banyak cairan untuk mencegah dehidrasi pada musim kemarau seperti saat ini.“Karena pada musim kemarau kelembaban sangat rendah. Selain itu menjaga asupan makanan sehat untuk menjaga stamina dan sistem imunitas tubuh agar tidak mudah sakit, apalagi dimasa pandemi seperti saat ini diharapkan masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan,” tandasnya. (cr2/b)
https://www.radarbogor.id/2020/08/03/bogor-alami-suhu-terendah-hingga-16-derajat-celcius-ini-penyebabnya/3/
Bogor Alami Suhu Terendah Hingga 16 Derajat Celcius, Ini Penyebabnya