Medan (22/10/2018) Kota adalah pusat untuk ide, perdagangan, budaya, sains, produktivitas, pembangunan sosial dan lain sebagainya. Kota telah memungkinkan orang untuk maju secara sosial dan ekonomi. Namun, kini separuh populasi dunia tinggal di kota-kota. Untuk menjadikan kota yang berkelanjutan dan tangguh – di tengah iklim yang berubah, sementara sumber daya yang semakin berkurang, dan urbanisasi yang tidak terencana, menjadi salah satu tantangan besar sekaligus jg peluang terbesar kita.

Keterlibatan pemerintah kota dan otoritas lokal yang berada di garis depan, disertai diskusi di banyak forum global, salah satu diantaranya seperti Konferensi Dunia tentang Pengurangan Risiko Bencana (WCDRR=World Conference on Disaster Risk Reduction) yang diselenggarakan di Kota Sendai, Prefecture Miyagi, Jepang dan dihadiri oleh 186 Negara, yang mana Bapak Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla kala itu hadir mewakili Indonesia, juga dihadiri oleh 236 Organisasi Non-Pemerintah dan 40 Badan PBB. dalam rangka mengadopsi Kerangka Sendai untuk Pengurangan Resiko Bencana (DRR=Disaster Risk Reduction) 2015 -2030.

Kota-kota adalah kunci untuk mengatasi risiko lokal dan sangat dianjurkan bagi kota-kota untuk membangun ketahanan melalui pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif – pembangunan yang membahas akar penyebab risiko yang ada dan mencegah penciptaan risiko yang baru. Melalui Kampanye Membuat Kota Tangguh (MCR=Making City Resilience) yang diluncurkan pada tahun 2010 lalu dengan tujuan untuk meningkatkan keterlibatan politik dan meningkatkan kesadaran tentang pengurangan risiko bencana di tingkat lokal, Kantor PBB untuk Pengurangan Resiko Bencana (UNISDR) telah mendukung pemerintah lokal di mengurangi risiko, mengatasi tantangan pembangunan berkelanjutan, dan mencapai target ‘e’ pada Kerangka Sendai dan indikator “11b” pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs=Sustainable Development Goals), yaitu pengembangan strategi DRR dan rencana aksi.

Terletak di cincin api, Indonesia adalah salah satu negara paling rawan bencana di dunia. Indonesia telah mengalami bencana besar, seperti Tsunami Samudra Hindia pada tahun 2004 dan gempa dahsyat baru-baru ini di pulau Lombok dan di Palu Donggara (Gempa Bumi, Tsunami dan Liquifaksi). Indonesia dengan populasi lebih dari 260 juta jiwa, yang tersebar di 5.120 kilometer dari timur ke barat, adalah hal yang sangat diperlukan untuk memperlengkapi pemerintah lokal dan penduduk dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk merencanakan dan menerapkan langkah-langkah pengurangan risiko bencana yang efektif. Menyadari kebutuhan ini, pemerintah Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan bermitra dengan UNISDR (United Nations International Strategy for Disaster Risk Reduction) untuk menyelenggarakan Training of Trainers tentang “Pengurangan Resiko Kota dan Membuat Kota Tangguh untuk Indonesia” pada 22-23 Oktober 2018 di Medan , Sumatra Utara, Indonesia. Pelatihan ini akan menjadi bagian dari peringatan Bulan Pengurangan Resiko Bencana Indonesia (IMDRR=Indonesian Month for Disaster Risk Reduction).

Secara keseluruhan, Training of Trainer on Making City Resilience ini akan memberikan kesempatan bagi peserta untuk:

Memahami implikasi koherensi dari Kerangka Sendai, Perjanjian Paris· dan Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan, dan integrasi pengurangan risiko bencana dalam proses pembangunan dan investasi: dari kerangka global hingga implementasi lokal

Memahami Kampanye Yang Membuat Kota Tangguh, terutama Sepuluh· Esensi Baru untuk membuat Kota Tangguh dan Scorecard Tangguh Bencana untuk Kota

Berlatih menerapkan alat Kampanye MCR untuk meningkatkan pemahaman· tentang risiko lokal dan menilai kemajuan lokal dalam pengurangan risiko bencana

Menggali kasus-kasus tentang integrasi pengurangan risiko bencana· ke dalam kebijakan pembangunan, investasi, dan implementasi di perkotaan dan sektoral

Memahami metodologi, praktik mengembangkan rencana pengurangan· risiko bencana, dan menerapkan kerangka pemantauan dan evaluasi dalam proses perencanaan

Pertukaran pembelajaran mendalam dari para ahli di bidang terkait· dan untuk berbagi praktik yang baik di antara para peserta dan diskusikan tantangan dan peluang dalam negeri dalam membangun ketahanan

Diharapkan kader terlatih dari kegiatan ini dapat mereplikasi pelatihan dan lebih meningkatkan kapasitas pemerintah daerah di Indonesia dalam perencanaan tindakan pengurangan risiko bencana dan mendukung pemerintah daerah dalam membuat kota tangguh dan berkelanjutan di masa depan.

 

Training Making City Resilience