BANDUNG – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo menyampaikan apresiasi kepada para sukarelawan yang membawa tumbler pengganti botol plastik kemasan air minum. Hal tersebut terjadi saat memberikan arahan pada puncak Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) yang terpusat di Lembang pada Jumat (26/4).

Doni berpesan untuk lebih bijak dalam penggunaan plastik. “Yang tak kalah penting adalah mengurangi penggunaan bahan plastik sekali pakai,” kata Doni di hadapan sukarelawan bela alam pada Jumat (26/4) di Sesko AU, Lembang, Jawa Barat.

Doni mengimbau semua institusi negara, kelompok pendidikan, dan komunitas bisnis wajib mengkampanyekan pengurangan sampah plastik.

Gerakan ini berbarengan dengan ikrar relawan bela alam. Perwakilan relawan berikrar bahwa sebagian besar kejadian bencana diakibatkan oleh kerusakan alam. Menyikapi hal tersebut, relawan berkomitmen untuk menjaga (bela) alam. Ikrar di hadapan Gubernur Jawa Barat tersebut menguatkan slogan BNPB, ‘Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita.’

 

Di samping itu, Doni mengingatkan untuk terus meningkatkan kemampuan dan kapasitas dalam menghadapi bencana. Doni mengatakan, “Juga harus mengurangi potensi atau risiko bencana dengan cara mengurangi sumber masalah yaitu kerusakan lingkungan.”

“Kita hidup dalam suatu keseimbangan

ekosistem di negeri yang indah ini, dengan kekayaan sumber daya alam yang sekaligus

juga merupakan ancaman akibat fenomena alam. Jika alam rusak maka ekosistem

terganggu dan dampak buruk pasti terjadi.”

Mitigasi melalui vegetasi adalah sebuah jawaban dalam menghadapi bencana. Saat berkunjung ke Tebing Keraton, Doni mengingatkan bahwa bahaya tidak terfokus pada gempa tetapi juga bencana lain seperti banjir dan longsor yang terjadi berulang.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sangat mengapresiasi para sukarelawan yang berikrar pada bela alam. Tidak hanya itu, Ridwan berharap masyarakatnya harus jadi masyarakat yang paling siap dan tangguh dalam menghadapi bencana.

BNPB dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan HKB bertempat di Lembang.

Terkait dengan wilayah Lembang, hasil kajian Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menunjukkan bahwa wilayah ini teridentifikasi Sesar Lembang yang berpotensi gempa magnitudo maksimum M 6.8.

Humas BNPB

BNPB Terus Upayakan Gerakan Kurangi Plastik dan Jaga Alam